Blog’e Karyawan X-BES tahun 1989-1996

Just another WordPress.com weblog

Tarik Ulur di PT.Bursa Efek Surabaya

dscn1092Sejarah PT.Bursa Efek Surabaya (BES) makin memiliki catatan yang panjang serta penuh dengan liku-liku. Bila kita mencoba untuk kembali menengok kebelakang tentang keberadaan bursa yang menjadi kebanggaan dari masyarakat Jawa Timur.BES merupakan bursa yang pertama kali menerapkan sistem perdagangan jarak jauh dan bursa ini merupakan bursa yang sering dijadikan alternatif untuk beberapa emiten yang ingin mencatatkan saham ataupun obligasinya yang tidak memenuhi ketententuan yang terdapat di PT.Bursa Efek Jakarta (BEJ).Salah satu kendala yang menyebabkan BES sering menjadi objek perdebatan tak lain karena masyarakat pasar modal termasuk Bapepam sebagai regulator sering menempatkan bursa tersebut menjadi prioritas kedua setelah Jakarta. Kondisi ini memang semakin dirumitkan karena keanggotaan dari BEJ dan BES hampir sama,walaupun ada anggota bursa BES yang tidak tercatat sebagai anggota BEJ.Faktor lain yang telah menyebabkan banyak kekisruhan terutama ketika usulan untuk membubarkan BES dengan cara akusisi oleh BEJ yang diusulkan oleh anggota BES yang notabene adalah anggota bursa BEJ yang merasa keberadaan BES secara ekonomis tidak memberikan banyak hal positif dalam rangka pengembangan usaha mereka.

Bila kita menggunakan kacamata mereka yang berkeyakinan bahwa BES lebih baik diakusisi oleh BEJ saat itu, banyak disebabkan oleh kondisi krisis moneter yang telah memporak porandakan perekonomian Indonesia.Sebenarnya tahapan yang dilakukan untuk mengakusisi BES sampai pada kesimpulan dengan cara akusisi tersebut bukan sekedar kesimpulan yang diambil tanpa melakukan penelitian yang mendalam, tapi dengan menggunakan tim khusus yang dibentuk untuk meneliti kemungkinan tersebut.

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam melihat keberadaan BES sebagai entitas yang harus dipertahankan atau tidak, khususnya datang dari pengurus BES dan tim yang ditunjuk untuk merekomendasikan apakah BES harus diakusisi oleh BEJ.Mereka yang berkeyakinan bahwa BES masih perlu dipertahankan berpendapat bahwa segmen yang dikembangkan oleh BES sangat berbeda dengan BEJ dan kalkulasi keuangan yang dihitung oleh direksi BES dengan tingkat krisis yang sedang terjadi saat ini masih memungkinkan kelembagaan tersebut dapat hidup dan eksis tanpa harus mengorban visi dan rencana yang sedang dikembangkan.

Rupanya nasib BES memang belum harus tamat, setelah beberapa kali RUPS ternyata putusan yang diambil masih menginginkan bahwa lembaga tersebut harus tetap eksis dan ini memang sangat mencengangkan, seolah-olah anggota bursa BES tersebut tidak konsisten.Sebenarnya bila kita perhatikan mengapa timbul inkonsitensi dalam proses tentang eksistensi BES tak lain karena banyak dari anggota bursa sendiri yang tidak sepenuhnya memahami dan mendalami tentang konsepsi pengembangan BES itu sendiri, mereka tidak terlalu memberikan perhatian tentang pengembangan serta visi sebuah bursa efek ditambah lagi begitu banyak distorsi yang membuat anggota bursa tidak memiliki kemandirian dalam pandangan mereka.

Tarik ulur yang terjadi di BES merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga yang harus diambil oleh masyarakat pasar modal.Pelajaran penting yang harus menjadikan mereka sadar bahwa komunitas keuangan kita ini masih memiliki mental yang “membebek” tanpa mereka yakin tentang apa yang harus mereka perbuat dengan sesungguhnya dengan pasar modal Indonesia.Kondisi ini harus segera diperbaiki bila kita tidak ingin terseret kedalam sebuah komunitas yang sama sekali tidak independen. Ditengah-tengah upaya reformis yang dilakukan oleh negeri ini maka mentalitet tersebut harus segera diperbaiki bila tidak ingin bangkit dari kemiskinan struktural.

Indra Safitri, Senior Partner di Safitri, Motik & Tim’S

November 13, 2008 - Posted by | Uncategorized

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar